MATARAM, Literasi-Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu M.Faozal, berkisah tentang situasi Bandara Perth, Australia. Seorang sahabatnya di sana bernama Rudi, mengirimkan foto situasi di bandara tersebut yang biasanya hiruk pikuk kini sepi jampi.
“Harapan kita wisatawan mancanegara ukuranya Perth.Jadi, harapan kita pulih namun kondisi seperti itu,” ujarnya ketika membuka Pemberian Penghargaan terkait Badan Promosi Pariwisata NTB Journalist Contest 2020 yang berlangsung di Sahid Legi, Minggu (3/8). Hadir pada acara itu para pelaku wisata termasuk sejumlah wartawan media cetak dan elektronik.
Ia menuturkan pariwisata paling terdampak situasi bencana baik alam maupun nonalam. “Tahun 2018 sudah ditimpa gempa. Dalam mitigasi tahun 2020 siap recovery tetapi terjadi krisis pandemi covid,” ujarnya. Karena itulah ia sepat ditelepon rekannya tadi terkait wisatawan namun hanya bisa menjawab mencoba menghidupkan pariwisata agar mesin pariwisata bisa bergerak.
Salah satu langkah yang bsa dilakukan adalah dengan menggerakkan lagi wisatawan domestik. Hanya saja, kue domestik terbatas. Belum regulasi pemerintah yang membatasi orang bepergian menyulitkan. Misal rapid 14 hari dengan biaya antara Rp 150 ribu hingga 200 ribu.
Sementara itu sejumlah hotel sudah welcome dengan harga yang diturunkan jauh di bawah harga normal. Hal ini setidaknya agarhotel bisa hidup lagi mengingat yang terdampak akibat pandemi mencapai 19 ribu di NTB.
Perth Sepi, Indikator Lesunya Wisman ke Lombok
MATARAM, Literasi-Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu M.Faozal, berkisah tentang situasi Bandara Perth, Australia. Seorang sahabatnya di sana bernama Rudi, mengirimkan foto situasi di bandara tersebut yang biasanya hiruk pikuk kini sepi jampi.
“Harapan kita wisatawan mancanegara ukuranya Perth.Jadiharapan kita pulih namun kondisi seperti itu,” ujarnya ketika membuka Pemberian Pengharaan Badan Promosi Pariwisata NTB Journalist Contest yang berlangsung di Sahid Legi, Minggu (3/8). Hadir pada acaraitu para pelaku wisata termasuk sjumlah wartawan media cetak dan elektronik.
Ia menuturkan pariwisata paling terampak situasi bencana baik alam maupun nonalam. “Tahun 2018 sudah ditimpa gempa. Dalam mitigasi tahun 2020 siap recovery tetapi terjadi krisis pandemi Covid,” ujarnya. Karena itulah ia sepat ditelepon rekannya tadi terkait wisatawan namun hanya bisa menjawab mencoba menghidupkan pariwisata agar mesin pariwisata bisa bergerak.
Salah satu langkah yang bsa dilakukan adalah dengan menggerakkan lagi wisatawan domestik. Hanya saja, kue domestik terbatas. Belum regulasi pemerintah yang membatasi orang bepergian menyulitkan. Misal rapid 14 hari dengan biaya antaraRp 150 ribu hingga 200 ribu.
Sementara itu sejumlah hotel sudah welcome dengan harga yang diturunkan jauh di bawah harga normal. Hal ini setidaknya agarhotel bisa hidup lagi mengingat yang terdampak akibat pandemi mencapai 19 ribu di NTB.
Faozal mengaku sempat ke Senaru. Ternyata, di sana ada 2000 warga yang menggantungkan hidup dari pariwisata. “Betapa susahnya pariwisata saat ini,” katanya seraya menyebut sebagian besar bisnis pariwisata tidak bisa bergerak. Karena itu, harapan salah satunya lewat jurnalis untuk terus menggenjot promosi pariwisata dengan promosi yang diramu bersama sama.hm
Faozal mengaku sempat ke Senaru. Ternyata, di sana ada 2000 warga yang menggantungkan hidup dari pariwisata. “Betapa susahnya pariwisata saat ini,” katanya seraya menyebut sebagian besar bisnis pariwisata tidak bisa bergerak. Karena itu, harapan salah satunya lewat jurnalis untuk terus menggenjot promosi pariwisata dengan promosi yang diramu bersama sama. ian