MATARAM, Literasi- Tatanan kehidupan dunia mengalami ketidakpastian akibat pandemi Covid 19. Pasalnya, kehidupan sosial, ekonomi dan politik, serta merta berubah. Puluhan juta warga di dunia telah menjadi korban keganasan Covid 19 termasuk di Indonesia dan NTB.
Supiandi yang mewakili Hj.Putu Selly dari Kafegama NTB dalam webinar internasional bertajuk “Exploring The Role Of Gender in Sustainable Tourism Development”, mengemukakan dari 17 katagori usaha sebanyak 11 katagori usaha mengalami kontraksi.
Di NTB sendiri sektor pariwisata paling banyak terdampak dengan tingginya karyawan yang dirumahkan karena perusahaan tak mampu lagi membayar gaji. UMKM pun nyaris lumpuh. “Namun Pemprov NTB sudah mengeluarkan kebijakan dalam menghidupkan UMKM,” kata Supiandi.
Kendati demikian,dibalik upaya-upaya yang dilakukan, angka kemiskinan diprediksi akan meningkat dan rentan kejahatan termasuk terhadap perempuan dan anak. Mengamati besarnya potensi sektor kepariwisataan, ia menilai perlunya pelatihan-pelatihan bagi masyarakat untuk membangkitkan kembali industri tanpa asap.
Ketua STP Mataram, Dr.Halus Mandala, ketika membuka webinar internasional mengakui belum ada tanda-tanda pandemi covid berkurang. Hal itu ditandai dengan makin bertambahnya warga yang terpapar. Dampaknya, penghasilan masyarakat menurun drastis bahkan sampai titik nol.
“Terjadi pula perubahan pola hidup tatanan new normal yang memaksa kita menjalaninya penuh kesadaran. Kondisi ini menjadi tantangan hidup baru yang mau tidak mau harus dijalani,” katanya.
Halus mengatakan bahwa dalam webinar ini ingin diketahui bagaimana peran perempuan dan anak-anak masa depan dalam menyongsong perekonomian yang lebih baik melalui kebangkitan pariwisata yang tangguh dan berkelanjutan dimasa depan. Webinar yang ketiga kalinya tersebut diharapkan bisa berkontribusi mengingat yang dihadirkan adalah pegiat perempuan yang berpengalaman luas dan pakar lain.
Kata Halus, tujuan webinar yakni membangun kolaborasi dari para pakar dan pegiat perempuan, menghimpun informasi dan sharing pengalaman untuk menemukan kebijakan strategis dalam membangun pariwisata dengan peran perempuan melalui kesetaraan gender.
Dalam webinar tersebut hadir sebagai narasumber masing-masing Baiq Sri Mulya (Founder Komunitas Perempuan Sembalun), Sri Susanti. SST.Par. M.Par (Dosen STP Mataram), Fathul Rakhman (Manager Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Peran Perempuan), dan Supiandi mewakili Hj.Putu Selly dari Kafegama NTB. ian