MATARAM,Literasi-Dibalik tingginya kerugian akibat Covid 19, ternyata masih ada turis yang cuek alias tidak peduli wabah Covid 19 melanda suatu kawasan. Namun demikian, NTB dengan kekayaan obyek wisata tidak boleh gegabah dan tidak hanya menjaga wisatawan melainkan juga harus menjaga masyarakat sekitar.
Hal itu merupakan salah satu fenomena yang mengemuka dalam webinar yang digelar Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Rabu (5/8). Webinar bertajuk “The Role of Tourism Pentahelix to Face Tourism Crisis” itu dibuka Direktur STP Mataram, Dr.Halus Mandala. Sedangkan narasumber yang hadir diantaranya Prof.Noel Scott dari University of the Sunshine Coast, Kadis Pariwisata NTB M.Faozal, mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB Taufan Rachmadi, Loozawa Tourism Information Center Abdul Madjid dan dosen STP Mataram M.Joemail.
Dalam acara yang dipandu Putrawan Habibi, Taufan Rachmadi mengurai betapa tingginya korban akibat Covid 19 di dunia yang juga menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit. Bahkan di Indonesia ratusan trilyun dihabiskan dalam waktu tidak sampai setahun. Disisi lain, pendapatan dari sektor pariwisata anjlok disusul pengangguran yang diperkirakan melanda 13 juta warga.
Namun, berdasarkan hasil riset, Taufan mengemukakan ada 17 persen wisatawan yang tidak peduli dengan pandemi itu. Mereka mengaku akan tetap melakukan perjalanan wisata walaupun di suatu kawasan terjadi pandemi.
Hanya saja daerah tujuan seperti NTB tidak boleh sekadar menjaga wisatawan dari pandemi itu tanpa menjaga kesehatan masyarakat juga. Dalam mengatasi persoalan ini diperlukan kerjasama semua pihak dengan menerapkan protokol kesehatan. Kebijakan pemerintah sendiri terkait hal itu sudah berjalan.
“Yang dijaga jangan hanya wisatawan, yang didatangi juga harus aman,” katanya.
Pada bagian lain mengemuka bahwa sudah sewajarnya mahasiswa pariwisata menerima beasiswa untuk memperlancar pendidikannya. Pun predikat Halal Tourism yang harus digarap atau tidak dilakukan setengah hati. Pasalnya, pengakuan dunia tersebut harus terus dijaga.hm