MATARAM, Literasi – Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Moh Faozal mengakui saat ini, sejumlah hotel di NTB sudah memulai promosi menjual paket isolasi mandiri dengan protokol Covid-19.
“Sebagian sudah ada yang jalan dengan pola kerjasama seperti AMMT di 3 hotel dan berikut ada paket mandiri dari warga lokal seperti di Aruna Senggigi dan lainnya,” ujar Faozal menjawab wartawan, Selasa (26/5).
Menurut dia, menjual paket isolasi mandiri itu tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, hotel juga harus menghitung belanja operasional untuk paket karantina dan isolasi ini.
Faozal menuturkan, paket isolasi mandiri di hotel saat ini terpantau hanya untuk isolasi mandiri bagi ODP, OTG atau PPTG yang belum tentu positif Corona. Pasalnya, memanfaatkan hotel sebagai lokasi isolasi pasien corona atau perawatan pasien tentu akan lebih berat.
“Ya kalau untuk isolasi perawatan bagi pasien corona tentu akan lebih berat karena butuh peralatan penunjang dan berikut SDM tenaga medisnya,” tegasnya.
Faozal mengungkapkan, memindahkan aktivitas tenaga medis untuk menangani pasien corona di hotel juga akan sangat rumit. Apalagi saat ini para tenaga medis di NTB sedang berjibaku dengan layanan kesehatan di Rumah Sakit masing-masing.
“Untuk kita maklumi satu pasien corona itu perawatannya butuh 6 orang tenaga medis. APD-nya juga bisa sampai Rp1,3 juta dalam satu kali tugas. Jadi memang (untuk perawatan di hotel) kita butuh waktu saya kira,” ungkapnya.
Faozal menegaskan, bukan tidak mungkin perawatan dan isolasi dilakukan di hotel. Tapi sekali-lagi, semua butuh waktu dan persiapan yang matang. Apalagi, sejauh ini stigma yang dibangun untuk pasien positif corona ini sangat salah, dan seolah lebih parah dari penyakit menular yang lain.fm