MATARAM, Literasi – Bukan sekali dua kali keindahan Gunung Rinjani diselimuti oleh awan berbentuk bundar yang seolah-olah menutupi permukaannya. Kali ini, fenomena awan Lentikularis muncul disebelah timur Gunung Rinjani, Selasa (10/3) pagi sekitar pukul 07.00 Wita.
Fenomena awan yang membentuk seperti pusaran angin tersebut menjadi perhatian masyarakat. Ramai-ramai warga mengabadikannya dengan ponsel milik mereka dan melakukan swafoto berlatar awan.
Prakirawan On Duty BMKG Zainuddin Abdul Madjid, M. Alfiansyah Pradana, S.Tr, mengatakan awan tersebut umumnya terbentuk di dekat gunung.
“Awan tersebut bernama awan Lenticularis, umum terbentuk di dekat gunung,” ujarnya dalam siaran tertulisnya yang diterima wartawan.
Alfiansyah menjelaskan, awan terbentuk akibat massa udara yang bersifat lembab yang digerakkan angin ke arah atas gunung, sehingga mengalami proses kondensasi (pengembunan) dan membentuk awan.
“Ketika ada massa udara yang bersifat lembab yang digerakkan oleh angin dipaksa untuk bergerak menaiki gunung, sehingga mengalami proses kondensasi dan terbentuk awan,” kata dia. “Akibat dari adanya interaksi antara angin dan kontur gunung yang dilewati, timbul turbulensi yang menjadikan awan yang ada berbentuk unik seperti yang baru terjadi pagi tadi di sebelah timur Gunung Rinjani,” sambung Alfiansyah.
Menurut dia, awan tersebut jelas teramati melalui Kantor Operasional BMKG di Bandara Praya. Dinamakan awan Lenticularis, awan ini memang cantik dengan bentuk bundarnya yang rapi. Awan terbentuk dari hasil pergerakan angin yang menabrak dinding penghalang besar seperti pegunungan yang akhirnya menimbulkan sebuah pusaran.
Jika dilihat dari jauh, tampak bentuk awan seperti berlapis-lapis, mulai dari dua hingga lima lapis dalam satu awan. Meski merupakan salah satu awan cantik menghiasi langit, awan Lenticularis dinilai cukup berbahaya bagi penerbangan. RUL.