MATARAM, Literasi- Sampah selama ini selalu menjadi polemik di berbagai negara. Termasuk juga Indonesia dan di provinsi NTB hingga detik ini masih berusaha keras mengatasi masalah sampah. Apalagi, tercatat produksi sampah di Kota Mataram sebagai ibukota Provinsi NTB saat ini, dalam sehari bisa mencapai kurang lebih 400 ton. Sedangkan kemampuan dalam mengelola hanya sanggup sekitar 75 persennya.
Oleh karena itu, banyak hal dilakukan untuk mengurangi jumlahnya yang berlebihan, misalnya saja dengan daur ulang.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj. Putu Selly Andayani, mengatakan, mengelola sampah yang menumpuk dan menimbulkan bau tak sedap acap kali menjadi persoalan di NTB. Hal itu merupakan sebuah tantangan dan persoalan yang sulit bisa dituntaskan.
Meski demikian, dengan pola daur ulang sampah, sudah banyak tempat wisata yang memanfaatkan sampah sebagai spot Instagenic ataupun daya tariknya. Seperti halnya tempat wisata hasil daur ulang.
“Di Kota Mataram itu bisa dilakukan ada lokasi yang bisa dijadikan distinasi pariwisata. Salah satunya, bengkel sampah yang di inisiasi oleh
Gerakan Lingkungan Sampah Nihil (Gelisah) Lingkungan Banjar ini,” ujar Selly menjawab wartawan grand opening sekolah sampah Gelisah Lingkungan Banjar, Sabtu (23/11).
Menurutnya, daur ulang sampah yang dilakukan Komunitas Gelisah. Dimana, sejak berdiri Februari tahun 2015 lalu, Gelisah yang efektif bekerja menjaring sampah dari warga Banjar baru pada tahun 2018 lalu, sudah membukukan omzet Rp 5 juta per bulannya. Nasabahnya mencapai 101 kepala keluarga. Tentunya, hal ini bisa menjadi daya tarik pariwisata.
Kata dia, wisata minat khusus dengan pola edukasi pada para siswa dan wisatawan saat ini menjadi trend dunia.
“Bengkel daur ulang Gelisah Lingkungan Banjar bisa jadi tempat wisata yang tak kalah dengan Taman Gajah Tunggal, Tangerang dan Gardu Action, Yogyakarta. Jika kita fokus menggarapnya, enggak kalah kok,” tegasnya.
Ia menyatakan bengkel Gelisah tinggal dilengkapi berbagai fasilitas spot Instagenic, diantaranya, ayunan dab berugak/gazebo.
“Wisatawan minat khusus itu suka berfoto selfie. Selain itu, jika mereka diajak cara mengolah sampah menjadi produk kerajinan, semisal topi, gelang. Yakin saya, lokasi Bengkel Komunitas Gelisah akan menjadi distinasi wisata baru yang unik kedepannya di Kota Mataram,” tandas Hj.Putu Selly Andayani. RUL.