Selasa , Oktober 15 2024

Dosen STP Mataram Lakukan Pendampingan Petani Buah Naga

LOTENG, Literasi-Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram masing-masing Lalu Masyhudi, M.Si dan Murianto, M.Par melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pendampingan petani buah naga di Desa Kateng, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Para petani buah naga yang didampingi berada dibawah naungan kelompok “Pade Pacu”.

Kasus yang diperoleh di desa tersebut adalah masyarakat yang tidak bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki desa setempat. Sebagian besar warganya memilih pergi ke luar negeri menjadi TKI.

Sementara itu, kontur tanah di Desa Kateng sebenarnya sangat cocok untuk berkebun. Hal itu pula yang dilakukan warga dengan menanam buah naga di kebun ataupun halaman rumah masing-masing. Sayangnya, kendati pohonnya berbuah, hasilnya kurang masksimal.

Kurangnya kreatifitas masyarakat dan pembinaan dari dinas terkait membuat olahan buah naga menjadi makanan kemasan siap saji belum diperhitungkan. Praktis, nilai tambah dari buah naga tersebut tidak ada. Karena itulah Lalu Mashudi dan Murianto, melakukan pendampingan kepada mereka.

Solusi yang yang ditawarkan adalah program penguatan pemahaman pada aspek (keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) berbentuk (1) penguatan tata kelola (AD/ART) organisasi, pembukuan sederhana, pakaian seragam pelatihan, (2) menyiapkan modul pelatihan dalam hal penanaman hingga pengolahan hasil menjadi produk makanan siap saji. Pengabdian kepada masyarakat ini didanai oleh DRPM RistekDikti pada tahun 2019 sebesar Rp 23.700.000.

Harapan dari pendampingan yang dilakukan, masyarakat di Desa Kateng mendapatkan pengetahuan (knowledge) berupa tata cara menanam (budi daya) buah naga. Mitra petani “Pade Pacu” juga mendapatkan keterampilan (skill) dalam pengolahan hasil panen menjadi makanan siap saji seperti kue dan bolu yang dijual di lingkungan sekitar. Kondisi tersebut diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat terkait dengan hasil panen yang biasanya dijual murah dan dikonsumsi tanpa diolah.

Perubahan itu juga sekaligus diharapkan berkorelasi dengan adanya tambahan penghasilan masyarakat. Buah naga yang biasanya dijual di sekitar desa sekarang sudah mulai dijual dan dibawa ke kota. Harganya pun lebih tinggi sehingga keuntungan menjadi bertambah.

Cita-cita para petani dari kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kateng yaitu dapat mengembangkan wisata kuliner. Konsep yang akan dibangun, menjadikan desa ini tempat menanam buah naga sekaligus sebagai desa wisata di Pulau Lombok. Masyarakat yang ada di sekitar dapat menjual hasil dari tanaman buah naga dan selanjutnya buah tersebut juga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas kuliner yang dikemas/ packaging sedemikian rupa untuk para wisatawan.

Check Also

Polres Loteng Sosialisasi Operasi Zebra Rinjani 2024 di Kalangan Pelajar

Satuan Lalu-lintas Polres Lombok Tengah melaksanakan sosialisasi tata tertib berlalu lintas dalam rangka Operasi Zebra …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *