Mataram Literasi-Masyarakat Indonesia perlu membangun rasa cinta damai untuk menciptakan toleransi antar berbagai suku bangsa dan agama. Iklim itu perlu diciptakan mengingat adanya pernik-pernik keberagaman Bangsa Indonesia.
Hal itu dikemukakan Direktur STP Mataram Dr.Halus Mandala menanggapi fenomena anarkisme yang terjadi di Papua. Kondisi Papua, kata Halus, jika dibiarkan bisa memengaruhi sektor kehidupan lain di Tanah Air termasuk upaya membangun kembali pariwisata Lombok.
Menurut Halus masalah bencana alam dan juga konflik konflik sosial menjadi persoalan bagi sektor pariwisata jika hal itu terjadi. Khusus bencana alam di Lombok, kata dia, memerlukan penanganan berbagai pihak.
Menyoroti negara yang bisa bangkit setelah terjadi bencana alam, Halus mengemulakan Jepang merupakan negara yang patut dijadikan contoh, “Jepang bisa bangkit melalui teknologi dan sistem yang dia bangun,” katanya.
Tidak hanya itu, setelah bom atom memorakporandakan Jepang, masyarakat Jepang bisa segera bangkit. Perbedaannya dengan di Tanah Air, recovery cenderung berjalan lambat. Hal itu disebabkan oleh sistem dan lemahnya teknologi.
Terkait dengan seminar pariwisata berkelanjutan, Halus mengemukakan bahwa sektor pariwisata memerlukan konsep dan perencanaan yang matang. Karena itulah pihaknya setiap tahun akan menggelar seminar internasional. Khusus tahun ini masih berskala nasional.
Pada seminar Sustainable Tourism yang berlangsung Sabtu (31/8), hadir narasumber dari Australia dan Malaysia masing-masing. Ia berharap seminar ini bisa menjadi sumbangsih fikiran bagi pmerintah dalam membangun industri tanpa asap. ian