Senin , Oktober 7 2024

Bule ini Jatuh Cinta Musik Tradisional Sunda, Bali dan Sasak

MATARAM,Literasi-Ada sosok berparas cantik yang mencuri perhatian publik saat pentas kebanggsaan rangkaian HUT RI ke-74 yang digelar oleh Taman Budaya NTB, Jumat (23/8). Terlihat seorang bule cantik suntuk memainkan alat musik Degung Sunda.

Ia mengenakan pakaian khas adat Sunda. Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat Pulau Jawa dan merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia.

Bule berparas ayu itu bernama Mindie Melanie Schreurs (33) asal  Kota Roermond, Belanda.

Ia yang bersama suaminya merupakan pendiri Lombok Care dan mengaku sudah jatuh cinta dengan musik tradisional Sunda, Bali dan Sasak.

Dengan senyum ceria, Mindie memainkan alat musik yang menurutnya sangat asing dan  berbeda dengan alat-alat musik tradisional asal negaranya. Apalagi berbicara tentang budaya, yang jauhnya bagaikan bumi dan langit.

Namun, bagi orang Sunda, memainkan musik Sunda itu hal biasa, begitupun etnis lain yang memainkan alat musik tradisional daerahnya masing-masing. Tetapi ketika bule menjadi lebih familiar dibandingkan masyarakat Tanah Air, hal itu menjadi pemandangan yang luar biasa.

Karena memainkan sebuah alat musik tradisional membutuhkan ketekunan yang intens. Mengingat tingkat kerumitan dan cara memainkannya membutuhkan waktu latihan yang cukup panjang. Tak heran jika sebagian orang memilih menyerah menjadi pegiat berbagai alat musik tradisional di Indonesia. Apalagi ditambah perkembangan alat musik modern yang kian meracuni generasi saat ini, yang semakin menggeser posisi musik tradisional seakan jauh ditelan zaman.

Meski demikian, para pecinta musik tradisional tidak boleh dianggap remeh. Seiring perkembangnya, musik tradisional juga terus mengepakkan sayap transformasinya yang diperkaya dengan mengolaborasikan dengan alat musik modern. Salah satunya musik tradisional Degung Sunda dengan alat gitar akustik dan bass elektrik untuk mengiringi tembang atau lagu pop Sunda.

Kecintaan Mindie terhadap musik tradisional Sunda, tidak datang begitu saja. Sebelum jatuh hati, ia mengaku sejak kecil mulai mengenal, mendengar dan mencintai lagu Indonesia, entah itu lagu modern atau tradisional.

Kecintaannya semakin bertambah saat ikut langsung bermain alat musik Degung Sunda bersama pemain lainnya

“Dulunya ketika saya mendengar degung sunda saya teringat sama Indonesia pada umumnya,” akunya saat ditemui usai pementasan di Taman Budaya Mataram baru baru ini.

Mindie pun tidak pernah menyangka bisa bermain degung Sunda walaupun itu bukan bagian dari budaya asalnya. Hal itu berawal ketika ia diajak oleh Paguyuban Pasundan untuk bermain degung. Nah, baginya itu merupakan  sebuah tantangan baru. Ia pun begitu senang.

“Yang jelas saya sangat bersyukur diberikan kesempatan ini, karena bermain degung itu seperti obat, dapat menenangkan hati dan menghilangkan stress karena nada ketukan pada alat gamelan,” katanya seraya mengaku latihan hanya tiga kali.

Setelah mendapatkan pengalaman bermain degung, bule cantik asal Belanda itu  semakin penasaraan, bahkan dengan musik etnis lainnya.

Menurutnya, sangat menarik jika bule-bule yang berlibur ke Indonesia bukan hanya diberikan kesempatan untuk mendengar musik tradisional tetapi juga diberi kesempatan bagaimana mereka diajarkan untuk bermain alat musik tradisional di berbagai daerah di Indoensia. Karena, ketika  bermain suatu alat musik sendiri, kenangan akan jauh lebih gampang teringat.

“Musik tradisional Indonesia seperti Sunda, Bali, Sasak dan lainnya, sungguh indah dan tidak kalah dengan musik Barat. Menurut saya musik tradisional ini sangat perlu dilestarikan lagi,” ungkapnya.

Di tempat-tempat pariwisata se-Indonesia yang pernah ia kunjungi, ketika di hotel, restoran dan spa, sebetulnya sering sekali terdengar lagu-lagu gamelan, akan tetapi ia baru mulai sadar pada saat merencanakan pernikahannya bahwa sebetulnya lagu-lagu itu adalah lagu tradisional Sunda.

“Karena pernikahan kami pun diselenggarakan dengan adat dan musik Sunda. Melalui musik tradisional ini, sekarang saya pasti akan teringat dengan keindahan pada hari pernikahan kami. Karena lagu Indonesia ini yang membuat saya jadi kangen sama Indonesia pada saat saya berada di Belanda,” katanya dengan bahasa Indonesia meskipun terbata-bata.

Sebenarnya Mindie telah mengunjungi Indonesia pertama kalinya pada tahun 1992. Selang beberapa tahun kemudian, ia kemudian mengunjungi Pulau Lombok ditahun 1995 diusianya yang masih beranjak delapan tahun. Sejak saat itu, Mindie hampir setiap tahun berlibur di Lombok dan bertemu dengan pujaan hatinya. Karena begitu besar cintanya kepada Lombok dan Indonesia umumnya, ia akhirnya dipinang oleh seorang laki-laki asal Bandung dan melangsungkan pernikahan pada tahun 2011 dengan menggunakan adat Sunda.

Dari pernikahannya itu ia dikarunia dua putra. Kini Mindie dan keluarga kecilnya menetap di sebuah Yayasan Sekolah Luar Biasa (SLB) LombokCare. Ia bersama sang suami (Afif Sutardi) merupakan Founder Yayasan LombokCare yang beralamat di Jalan Biduri Dusun Aik Are Desa Sandik Kecamatan Batulayar Lombok Barat, NTB. (Suparman)

Check Also

Tenun dan Kriya Khas NTB Harus Gerakkan Perekonomian Masyarakat

Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda NTB, Dessy Hassanudin berpesan agar tenun dan kriya khas NTB harus …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *