MATARAM,Literasi-Wisata berkuda tidak hanya ada di kota-kota besar, tetapi juga di Lombok Nusa Tenggara Barat.
Bercerita tentang kuda, NTB punya legenda dan daya tarik tersendiri. Bukan hanya pacuan kuda tradisional, dengan joki cilik yang lincah dan berani, berkuda tanpa pelana dan pengaman menjadi event budaya masyarakat di Pulau Sumbawa NTB yang banyak menarik minat dan decak kagum para wisatawan.
Pun ada alat angkutan tradisional yang ditarik kuda disebut benhur (bahasa bima) atau cidomo (bahasa Sasak) hingga produksi susu kuda liar dari Bima yang dikenal berkhasiat tinggi untuk pengobatan berbagai macam penyakit kronis.
Gebernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah, merupakan salah seorang pejabat yang punya hobi berat menonton pacuan kuda tradisional dengan joki-joki cilik yang hebat-hebat itu. Setiap event budaya pacuan kuda tradisional di pulau Sumbawa, doktor Zul sapaan Gubernur lulusan UK tersebut, seolah tidak ingin melewatkan moment yang memacu adrenalin itu
Berbeda dengan pecuan kuda, para pemuda yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Merwegati Dusun Ketangge Daye, Desa Batujai, Kabupaten Lombok Tengah, kini mulai mengembangkan wisata naik kuda, khususnya pada obyek wisata desa. Misalnya berwisata keliling Bendungan Batujai sambil merasakan sensasi menunggang kuda.
Menurut Fahrurrozi, Ketua Pokdarwis Merwegati, Dusun Ketangge Daye, meski terbilang masih baru, wisata berkuda sudah memiliki banyak peminat. Tidak hanya masyarakat lokal namun hingga wisatawan luar daerah juga.
‘’Alhamdulillah kalau tamu atau pengunjungnya setiap hari selalu ada mulai dari masyarakat sekitar lombok NTB, ada yang dari kalangan pemerintahan, bahkan ada dari luar daerah juga seperti Bali, Jawa dan lain-lain,’’. ujar pemuda yang lebih akrab disapa Uji itu.
Ia mengungkapkan bahwa kelompok pemuda sadar wisata yang dipimpinnya kini mulai banyak memperkenalkan wisata berkuda tersebut karena termasuk salah satu olahraga yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Untuk promosi sendiri, Uji mengaku hanya dari mulut ke mulut dan melalui media sosial seperti facebook dan Instagram. ‘’ Sejauh ini promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut dan media sosial saja,’’ ungkapnya.
Bagi pemula yang belum mahir menunggang kuda, akan dipandu sepanjang perjalanan oleh para pemandu yang sudah terlatih dan paham hal ihwal tentang kuda. Namun sebelum itu, pengunjung harus melakukan booking terlebih dahulu untuk disiapkan jenis kuda yang diinginkan. Kuda yang disiapkan berjumlah sekitar enam ekor dan merupakan jenis kuda lokal yang sudah jinak dan terlatih. ‘’Kudanya sudah kita lengkapi dengan pelana dan dijamin aman, karena pemandunya sudah terlatih,’’ terangnya.
Rute yang ditempuh adalah keliling bendungan batujai. Pengunjung bisa datang pada pagi atau sore hari dengan tarif cukup terjangkau. Hanya dengan Rp. 50 ribu pengunjung sudah bisa menikmati pemandangan asri bendungan batujai sekaligus mengabadikannya. ‘’Tarifnya sudah sekalian sama selfi juga,’’ ungkap Uji.
Uji berharap wisata berkuda ini diharapkan bisa membantu perekonomian warga dan bisa menjadi ikon pariwisata NTB khususnya Lombok tengah.’’Semoga dari wisata berkuda ini, masyarakat bisa lebih sejahtera,’’ katanya.
Sementara itu, salah satu pengunjung bernama Rudi dari Pemenang Lombok utara mengatku sangat mengapresiasi adanya wisata berkuda. Selain unik dan terbilang baru, juga sangat baik untuk mendukung kemajuan pariwisata NTB. ‘’Ini sangat bagus, apalagi pelayanannya sangat baik dan pemandunya ramah- ramah,’’ katanya.hm