DENPASAR, Literasi- DPRD Provinsi NTB mendukung rencana PT Menara 324 Meter melakukan investasi di Wilayah Desa Boro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Anggota Komisi IV DPRD NTB bidang Fisik dan Pembangunan H. Ruslan Turmudzi mengaku, pembangunan menara Eiffel di wilayah paling ujung timur Pulau Sumbawa itu, akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bima. Pasalnya, perusahaan yang berkantor pusat di Denpasar tersebut membebaskan lahan dengan biaya mereka sendiri.
“Inilah namanya investor yang bener-bener bonafid. Karena dia membangun sekaligus membebaskan lahan sendiri. Jadi wajib kita dukung investasi oleh perusahaan itu,” ujar Ruslan menjawab wartawan, Kamis (8/8).
Politisi PDIP itu mengaku, telah bertemu langsung dengan pimpinan perusahaan tersebut. Menurut Ruslan, pemilik perusahaan tersebut, yakni Muliadi Sumardi, merupakan putra aseli Lombok yang lahir di Ampenan, Kota Mataram.
Oleh karena itu, pembangunan yang dipusatkan di Pantai air tenang pasir putih So Tengke yang merupakan wilayah terpencil di wilayah Bima itu wajib didukung oleh semua pihak.
“Saya salut atas langkah berani bupati Bima yang hanya dua minggu memberikan izin pada investor PT menara 324 meter itu. Karena, jika pembangunan itu terealisasi maka akan bisa ikon pariwisata NTB kedepannya,” tegas Ruslan.
Terpisah, Direktur Utama PT Menara 324 Meter, Muliadi Sumardi, mengatakan izin prinsip pendirian menara Eiffel di Bima telah tuntas seluruhnya. Hal itu setelah dirinya bertemu dengan Bupati Bima pada 27 Novermber 2018 lalu.
Menurut dia, awalnya perusahaanya akan berinvestasi di wilayah Lombok Timur. Hanya saja izin prinsip yang diajukan pihaknya tidak diterbitkan oleh pemda setempat. Padahal, pihaknya sudah berulang kali bolak-balik selama tiga tahun mengurus izin tersebut.
“Pascaizin tidak keluar sejak era mantan bupati Lotim H. Ali Bin Dachlan, kami terus dijanji-janji izin akan keluar. Karena jenuh biaya mobilisasi mengurus sudah keluar banyak maka kita stop. Dan selanjutnya kita alihkan ke Bima karena bupati setempat memastikan izin cepat keluar. Dan itu terbukti hanya 14 hari saja,” jelas Muliadi.
Ia mengatakan, total areal yang dibangun di Bima mencapai luasan total sekitar 46 hektar. Sementara, menara setinggi 234 meter akan berada di luasan sekitar 8 hektar.
“Lahan menjadikan distinasi pariwisata berkelas di Bima akan bertambah. Karena, sudah ada sekitar 17 hektar lahan yang sudah kita bebaskan,” kata Muliadi.
Terkait investasi yang dikeluarkan pihaknya. Menurut dia, direncanakan menghabiskan dana mencapai Rp 2,5 triliun. Sedangkan, tenaga kerja lokal yang akan terserap bila investasinya itu beroperasi berjumlah 1000 orang.
Muliadi lantas mengajak masyarakat khususnya investor untuk bisa masuk mendukung pembangunan di wilayah Bima. Sebab, dari kalkulasinya dibutuhkan sebanyak 625 ribu investor.
“Untuk donasi investasi yang sudah masuk di website kami hingga saat ini tercatat sebesar Rp4,6 miliar lebih yang berasal dari berbagai pihak yang ingin masuk mengelola di berbagai bidang di areal miliknya,” tandas Muliadi.
“Bagi investor yang ingin ikut berkomitmen untuk investasi bisa masuk dan mendaftar ke situs kami, www.eiffeltowerbima.com,” sambungnya.
Menara Eiffel setinggi 324 meter, replica 1:1 sama dengan di Paris ini. Nantinya bisa dijadikan sebagai salah satu lokasi rekreasi tersendiri. Sebab, lewat menara Eiffel, view pantai dan gunung Tambora dapat disaksikan secara langsung dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki oleh kabupaten Bima.
“Kami menawarkan tempat rekereasi dan hiburan bagi keluarga, yang bermukim di komplek perumahan maupun di tempat lain, dengan berlatar belakang keindahan pesona alam yang di akulturasikan dengan budaya setempat,” pungkas Mulyadi. RUL.