MATARAM, Literasi – Gubernur Zulkiflimansyah menegaskan kondisi NTB secara umum kondusif kendati ada aksi 22 Mei terkait protes hasil pemilihan Presiden dan Wakil Presiden berlangsung rusuh dan menelan korban jiwa di Ibu Kota
Zul memastikan, kondusifitas NTB akan terjaga dan terpelihara hingga perayaan lebaran Idul Fitri (setelah sebulan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan bagi umat islam). Hal itu menyusul, warga NTB diyakini sudah mampu menunjukkan kematangan mereka berdemokrasi untuk menerima hasil atas proses demokrasi yang sudah selesai dilakukan beberapa waktu lalu itu.
“Jadi, jika ada informasi yang menyebutkan jika dari total sebanyak 257 pelaku kerusuhan 22 Mei yang ditetapkan menjadi tersangka ada warga NTB, nanti secepatnya saya cek dan cari informasi detailnya,” ujar Gubernur menjawab wartawan, Minggu (26/5).
Meski demikian, Zul membantah pernyataan yang berseliweran di media sosial terkait ada sekitar 900 orang warga NTB yang ikut berangkat ke Jakarta guna mengikuti aksi dama pada 22 Mei lalu. “Angka sebanyak 900 orang itu, saya kok enggak yakin akan kebenaran informasinya. Karena, saya ini gubernur jadinya tahulah data berapa warga NTB yang hadir di ibukota,” tegas Gubernur.
“Secepatnya, saya akan cek ke Jakarta. Bila perlu jika ada warga NTB yang jadi korban misalnya, nanti kita jenguk dan ada disamping mereka,” sambungnya.
Diketahui, polisi menetapkan tersangka kerusuhan 22 Mei 2019. Ada 257 pelaku kerusuhan yang ditetapkan menjadi tersangka. “Di Bawaslu ada 72 tersangka. Kemudian di petamburan ada 156 tersangka. Kemudian di gambir ada 29 tersangka. Jadi keseluruhannya ada 257 tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Ratusan tersangka itu ditangkap polisi di sejumlah titik kerusuhan, di antaranya dari pelaku kerusuhan di depan Bawaslu, asrama polisi, dan Petamburan. “Ada yang pembakaran asrama, ada yang melawan petugas,” kata Argo.
Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya celurit dan bom molotov. RUL.