LOBAR, Literasi-Kendati menjadi kawasan yang pertama kali membangkitkan dunia kepariwisataan di NTB, Kawasan Wisata Senggigi belakangan nampak meredup. Hal berbeda dengan Tiga Gili di KLU yang tidak sepi peminat. Kondisi itu diantisipasi Pemkab Lobar dengan berbagai langkah strategi.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Lobar, Ahkam Mahfuz, dalam jumpa pers di Pemkab setempat Rabu (10/4), mengemukakan beberapa langkah yang dilakukan adalah membagi kawasan Senggigi dalam lima zona sesuai dengan problemnya masing-masing. Disamping itu, dilakukan perbaikan infrastrktur berupa pembangunan drainase, penerangan jalan umum (PJU).
Persoalan itu tidak hanya menjadi keluhan wisatawan, melainan juga hasil aspirasi masyarakat, analisa teknis, serta atensi politik Pemkab setempat berkenaan dengan upaya membangkitkan kembali Kawasan Senggigi. Ia tidak menutup mata terhadap berbagai persoalan menyangkut infrastruktur. “Karena itu sudah dilakukan penganggaran mencakup pembangunan drainase di lima zona itu,” katanya. “Apalagi Sengiggi sudah menjadi ikon nasional.”
Langkah itu dilakukan mengingat masalah genangan yang sering terjadi jika turun hujan dalam jangka waktu relatif lama. Sebutlah di sejumlah hotel berbintang yang kondisi itu bisa menciptakan citra negatif kepariwisataan. Lewat perbaikan drainase yang akan dilakukan akan dicapai jawaban dalam mengatasi situasi kepariwisataan pasca gempa.
“Bupati ingin membangun desain yang lebih baik di sektor ini dan tidak melakukannya setengah-setengah, sehingga dibuat desain jangka panjang yang programnya bertahap. Tahun ini inventarisir kasus tahun sebelumnya,” kata Ahkam. Lewat grand desain Senggigi yang lebih baik dari aspek infrastruktur tersebut, Senggigi diharapkan tidak meredup.
Selain itu, dilakukan berbagai upaya dalam menarik minat wisatawan seperti berbagai event. Selain festival Senggigi yang digelar tiap tahun, pun dilakukan event lomba dayung sampan. Pokdarwis di tiap desa pun melakukan berbagai inovasi dalam menciptakan destinasi baru.
Ia menyebut area Gunung Sasak. Kawasan ini akan dijadikan lokasi wisata bersepeda. Beberapa kawasan bahkan sudah mendapatkan sertifikasi di sektor pariwisata diantaranya Desa Sesaot dan Buwun Sejati. ian