Tubuhnya kecil mungil, ringkih dan kurus. Tak bisa bicara dan juga kurang pendengarannya. Namun, siapa tahu dibalik keterbatasannya itu, bocah difabel bernama Taufik menjadi sosok pahlawan bagi wisatawan asal China dan Malaysia yang tengah berlibur ketika gempa yang berdampak tanah longsor mengguncang obyek wisata Air Terjun Tiu Kelep, Senaru, KLU, Minggu (17/3) lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa pertama bermagnitudo 5,8 Skala Richter (SR) terjadi sekitar pukuk 14.07 WIB. Gempa pertama berpusat di 8.30 LS dan 116.60 BT, sekitar 24 km di arah timur laut dari Lombok Timur. Gempa kedua, bermagnitudo 5,2 Skala Richter (SR) terjadi sekitar pukul 14.09 WIB.Lokasi pusat gempa berada di posisi 8,51 LS dan 116,49 BT sekitar 7 km ke arah timur laut Lombok Timur. Pusat gempa berada di kedalaman 11 kilometer
Ada puluhan wisatawan di Tiu Kelep saat gempa terjadi. Para wisatawan mencoba menyelamatkan diri dan juga menolong rekan-rekannya. Nah, di tengah evakuasi, muncul Taufik (7) yang juga pemandu wisata cilik. Ia dengan gesit memberi petunjuk bagi para wisatawan untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, puluhan warga negara Malaysia menjadi korban luka setelah mencoba menyelamatkan diri dari terjangan longsor.
Taufik pun tidak kenal lelah menunjukkan jalur aman untuk kembali dan mendapatkan pertolongan.
Menurut Wong Siew Lim, warga Malaysia yang mengalami luka robek di bagian kepala, kejadian gempa sangat tiba-tiba. Bahkan kala itu mereka baru saja datang untuk menikmati keindahan air terjun.
“Tak sampai setengah jam, gempa bumi disertai longsor datang, kami sangat ketakutan,” tutur Lim. Ditengah situasi itu Taufik hadir.
“Sungguh anak kecil yang menolong kami, sangat hebat,” kata Wong Siew Lim (56), dalam konferensi pers bersama Duta Besar Malaysia, Global Peace Mission Malaysia, Bupati Lombok Utara, H. Najmul Akhyar, dan tim dokter RSUP NTB, Jumat (22/3/2019).
Keberanian Taufik diapresiasi Kedutaan Malaysia yang menyebutnya sebagai pahlawan penyelamat. Tidak mengherankan, Kedutaan Malaysia, termasuk para korban dan petugas Global Peace Mission, memberi penghargaan kepadanya.
Demi melihat keterbatasan Taufik, Ketua Pengawai Operasi Global Peace Mission Malaysia, Syahrir Azfar Bin Saleh, akan memeriksakan kesehatan Taufik dan memberi pengobatan. Selain itu, Taufik akan disekolahkan hingga jenjang universitas.
Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar, yang selama ini mengaku tidak tahu ada bocah kecil menjadi pemandu wisata namun berhasil menjadi pahlawan penyelamat bagi wisatawan, mengaku sangat bangga pada Taufik.
Taufik sendiri belum bersekolah karena membutuhkan sekolah khusus. “Ya demi kebaikan adik Taufik kita harus mengikhlaskan ya. Kita akan lihat nanti jika Taufik berhasil atas bantuan pemerintah Malaysia,” kata Najmul.
Gempa yang terjadi Minggu (17/3/2019) lalu menelan korban 2 WNA Malaysia dan 1 korban WNI, asal Desa Senaru. Kendati ada korban jiwa, sebagian besar dinyatakan selamat dan sudah pulang ke negaranya masing-masing.
Wakil Perdana Menteri Malaysia, Doktor Wan Azizah, menyampaikan niatannya akan mengadopsi Taufik dengan memberikan beasiswa hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
“Taufik memiliki jiwa penolong yang sangat tinggi,” tuturnya. Ian, dari berbagai sumber