MATARAM, Literasi – Pemetaan objek wisata yang dinilai aman untuk dikunjungi wisatawan akan terus dilakukan Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata. Saat ini, objek wisata air terjun Tiu Kelep di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, KLU, ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. Keputusan itu diambil demi keamanan wisatawan. Meski demikian, secara umum, sektor pariwisata Lombok masih aman dan layak untuk dikunjungi.
“Kalau untuk Tiu Kelep di Bayan KLU, kebijakan kita adalah menutupnya untuk sementara waktu, tapi kita rekomendasikan masih banyak destinasi wisata Lombok lainnya yang aman untuk dikunjungi,” ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB H.Lalu Muhammad Faozal menjawab wartawan, Rabu (20/3).
Menurut Faozal, destinasi air terjun Tiu Kelep sebetulnya tidak direkomendasikan untuk dikunjungi setelah gempa yang melanda Lombok pada tahun lalu. Objek wisata itu lokasinya berada di dekat Gunung Rinjani.
Saat gempa beruntun yang melanda Pulau Lombok pada Minggu (17/3) sore lalu, kawasan air terjun yang berada di kaki Gunung Rinjani mengalami longsor yang mengakibatkan puluhan wisatawan mancanegara dan nusantara terjebak. Dua warga Malaysia dan satu warga Senaru dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian tersebut. Pengunjung yang lain juga mendapat luka-luka dan sedang menjalani perawatan di RSUD NTB.
Faozal menjelaskan, pihaknya bersama sejumlah pemangku kepentingan dan para pelaku industri wisata di Lombok telah memberikan pelayanan maksimal bagi wisatawan yang mengalami luka-luka untuk dirawat di RSUP NTB.
Selain itu, Pemprov NTB juga memberikan fasilitas hotel gratis bagi rombongan wisatawan Malaysia tersebut di Mataram. “Selasa (19/3) kemarin, kami telah melepas kepulangan dua jenazah yang didampingi keluarga korban di Bandara Internasional Lombok,” kata dia.
Dipulangkan
Pemerintah memulangkan dua wisatawan asal Malaysia yang menjadi korban meninggal akibat bencana gempa bumi beruntun bermagnitudo 5,8 dan 5,2 SR yang terjadi pada Minggu (17/3) sore di sejumlah wilayah di Pulau Lombok.
Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti di Jakarta, menyatakan, kedua korban tersebut yakni bernama Tai Siaw Kim (56) dan Lim Sae Wah (56) yang menjadi korban longsoran air terjun di Tiu Kelep di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, KLU.
“Seluruh proses pemulangan dua jenazah wisatawan asal Malaysia yang difasilitasi penuh oleh Pemprov NTB dan Kemenpar telah kita lakukan Selasa (19/3). Kami juga mengutus perwakilan dari Kemenpar untuk menyambut dan menerima keluarga korban di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sebagai bentuk empati,” jelasnya menjawab wartawan melalui siaran tertulisnya, kemarin.
Guntur juga memastikan pemulangan jenazah itu berjalan lancar sampai ke negara asalnya. Sementara itu, Kemenpar terus memantau perkembangan yang terjadi di NTB. “Semua berjalan lancar, karena pariwisata itu industri pelayanan dan keramahtamahan, maka kita semua harus sigap dalam hal itu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal, mengapresiasi langkah cepat tanggap pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata yang terus membantu dan memberi dukungan kepada pemerintah daerah dan masyarakat di NTB.
“Kami atas nama pemerintah dan masyarakat NTB, menyampaikan terima kasih yang mendalam atas segala dukungan dan bimbingannya sehingga proses evakuasi dan pemulangan jenazah beserta keluarganya berjalan lancar,” kata Faozal.
Faozal mengaku, pihak keluarga korban asal Malaysia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas pelayanan yang sudah diberikan. Pasca adanya bencana alam tersebut, ia berharap kondisi pariwisata Indonesia akan semakin baik.
Sejauh ini, Faozal pun memastikan bahwan kondisi di Lombok dalam kondisi aman. Kondisi 3A (atraksi, akses, dan amenitas) pascagempa juga tidak ada masalah berarti dan siap untuk kembali menerima wisatawan.
”Butuh upaya bersama untuk terus menyampaikan pesan ke dunia bahwa Lombok siap dikunjungi,”tandasnya. RUL.