MATARAM, Literasi – Pemulihan sektor pariwisata di NTB pasca musibah gempa bumi, mengalami gangguan. Pasalnya, harga tiket pesawat tujuan ke Pulau Lombok dari berbagai wilayah di Indonesia hingga kini masih berada pada harga tertinggi.
Selain itu, kebijakan penerapan biaya bagasi oleh sejumlah maskapai penerbangan saat ini juga berdampak signifikan pada penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok akhir-akhir ini.
“Memang, yang jadi masalah kita hari ini adalah penerbangan. Disitu sudah harga tiketnya sangat sangat mahal juga ada tambahan tarif biaya bagasi bagi para penumpangnya,” ujar Sekda NTB Rosiady Sayuti menjawab wartawan, Senin (28/1) kemarin.
Menurut Sekda, dirinya melihat langsung sejumlah calon penumpang yang komplain tentang penerapan biaya bagi bagasi. Rosiady menilai, kondisi ini akan berdampak buruk bagi rencana wisatawan untuk berlibur ke Lombok. Adanya aturan bagasi berbayar juga akan mempengaruhi penjualan oleh-oleh dan kerajinan tangan khas Lombok.
“Artinya, semuanya jelas kemahalanlah harga tiket pesawat yang mungkin jadi pengaruh juga, masa low season yang biasanya memang sepi jadi tambah sepi lagi saat ini,” tegas Rosiady.
Oleh karena itu, Sekda menugasi Dinas Pariwisata NTB agar secepatnya berkomunikasi dengan manajemen maskapai agar bisa menurunkan harga tiket pesawat tujuan ke Lombok. Apalagi, tingginya harga tiket pesawat, akan pula berpengaruh terhadap penyelenggaraan ajang LSGS 2019 yang sudah dibuka pada Minggu malam (27/1) itu.
“Kita harus bekerja juga, Pak Kadis (Pariwisata) bisa komunikasi ke maskapai untuk harga tiket pesawat, kalau tidak ajang LSGS juga akan berpengaruh,” kata Rosiady.
Rosiady berharap manajemen maskapai bisa memberikan harga tiket pesawat ke Lombok yang lebih terjangkau untuk menarik minat wisatawan. Dia menilai, Lombok tidak bisa disamakan dengan daerah lain lantaran sedang dalam masa pemulihan pascagempa.
“Jadi, kita tidak bisa berdiam diri, kita harus mendorong maskapai agar ada kebijakan khusus bagi daerah kita karena masih dalam pemulihan akibat bencana,” tandas Rosiady.
Dalam kesempatan itu, Sekda mengaku, pihaknya tengah merancang adanya surat Gubernur NTB pada seluruh maskapai yang melayani trayek ke NTB agar bisa menurunkan harga mereka terkait pemulihan kondisi NTB di masa transisi pasca bencana gempa itu.
Sebab, kata dia, pihaknya berkeinginan merubah low season saat ini menjadi midle target dengan proyeksi wisman yang bisa diraih mencapai 40-50 persen wisatawan. “Surat yang akan kita kirimkan ini bersifat kekhususan harga tiket. Termasuk, bagaimana pihak Lion Air juga tidak mengenakan biaya bagasi bagi para penumpang yang berpergian ke NTB,” pungkas Rosiady Sayuti.
Salah seorang penumpang Surabaya tujuan Mataram, H.Dinullah Rayes, mengakui tingginya kenaikan harga tiket. Jika semula hanya sekira Rp 300.000 kini dengan Lion Air sekira Rp 900.000. Beruntung Dinullah bertujuan pulang sehingga walau kehabisan uang tidak begitu jadi masalah baginya. RUL.