Senin , Oktober 7 2024

Ketika Wisman Tertarik Gule Gending

Tidak sedikit wisatawan belajar membuat sekaligus mempromosikan Gule Gending Desa Kembang Kerang Daya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.  Lewat Gule Gending pariwisata terangkat.

Gule Gending, berkembang di lingkungan Desa Kembang Kerang Daya sebagai mata pencaharian masyarakat setempat. Alat pukul  yang khas ini,  hanya ada di desa tersebut dan kini merambah  seantero Lombok, Sumbawa,  dan daerah lain. Hebatnya, Gule Gending sudah dilirik oleh wisatawan Amerika sebagai kesenian yang unik.  Sambil berjualan kembang gula, mereka memainkan Gule Gending.

    Sebagai wadah dari para pengrajin kuliner dalam menjajankan manisan tersebut, produk unggul yang lahir dari kearifan lokal ini telah mampu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai pengrajin dan penjual Gule Gending.

     Para pedagang Gula Gending  bahkan sudah menyentuh daerah ujung barat dan timur Indonesia.  Hal itu bermula dari Lombok sekira tahun 1970 an,  terus ke Sumbawa, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua.

    Ketenarannya Gule Gending pun menyita perhatian dua orang wisaawan mancanegara asal Amerika untuk mengetahui lebih dekat dan belajar lebih jauh.

     Kades Kembang Kerang Daya Kecamatan Aikmel Lotim, Daeng Muzakkir, SE., mengemukakan kedua wisatawan itu berniat untuk belajar bagaimana membuat Gula Gending tersebut.      

Mereka ingin serius dan ingin dihibur juga bagaimana teknik dan kepiawaian para pengrajin dan penjual Gule Gending dalam menabuh gendang khas  yang berirama pentatonis itu.

     Menurutnya, lewat dua orang wisatawan tersebut nantinya Gule Gending bahkan Lombok akan lebih banyak dikenal oleh para wisatawan lainnya. Dengan demikian, hal tersebut bernilai promosi untuk lebih jauh ke arah pengembangannya dalam dunia pariwisata.

      “Dan untuk itu kita sudah memiliki planning yang kuat bersama para pengrajin Gule Gending dan masyarakat dalam memanagemennya. Sehingga bernilai jual tinggi dengan tetap menjaga keaslian dan kekhasannya sebagai kearifan local tradisional daerah Gumi Selaparang ini,” cetus Daeng Muzakkir kusmirdi

Check Also

Chef Theo dari Belanda Ajarkan Continental Food di STP Mataram

Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram menggelar workshop dan praktek continental food 2-9 Juli 2024. Menghadirkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *