MATARAM,Literasi – Data akurat terkait jumlah pengunjung wisatawan nusantara (wisnu) dan wisatawan mancanegara (wisman) ke NTB sangat dibutuhkan pemprov NTB dan para stakeholder pariwisata, khususnya Pulau Lombok. Sementara ini pencatatan kunjungan yang dilakukan hanya terfokus padajumlah kuantitatif tanpa disebutkan negara asal wisatawannya.
General Manager Hotel Santika Lombok, Reza Bovier, mengatakan menerima informasi dari pelaku pariwisata di Gili Terawangan, KLU, bahwa pada Senin (7/1) lalu, jumlah wisawatan yang menumpang kapal cepat dari Gili itu ke Bali sebanyak 641 wisman, kemudian yang dari Bali ke Gili itu berjumlah sebanyak 573 wisman.
“Nah, coba saya tanya country wisman itu apa saja, tidak diketahui karena petugas pelabuhan tidak menyebut asal negara asal wisman,” ujar Reza menjawab wartawan, Rabu (9/1).
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB, M Faozal, mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan ke NTB tahun 2018 mencapai sebanyak 2,5 juta wisatawan. Terdiri dari sebanyak 1,5 juta wisnu dan sebanyak 1 juta wisman. Sehingga, jumlah itu jelas tidak mencapai target sebanyak 3,5 juta wisatawan.
Selanjutnya, selama tiga hari mulai tanggal 1-3 Januari, Pulau Lombok disinggahi sebanyak tiga kapal wisata luar negeri dengan total jumlah penumpang sebanyak 1.000 orang. Namun Faozal tidak menyebut negara asal penumpang tiga kapal pesiar itu.
Padahal data lebih akurat seperti negara asal wisatawan, bagi hotel, travel agent dan guide penting diketahui dalam memberikan pelayanan dan mengetahui karakter wisatawan yang berbeda-beda menurut negara asalnya, atau menyiapkan menu makanan yang disukai wisatawan dan kepentingan promosi.
Begitu pun bagi Pemprov NTB, data-data yang disertai pencatatan negara asal wisman dijadikan referensiasi dalam membuat kebijakan promosi wisata.
“Adanya,data itu, menjadi rujukan segmen pasar yang menjadi sasaran, apakah Malaysia, Australia. Yang jelas kita sudah punya panduan yang jelas, guna mempertahankan segmen pasar utama, lalu menarik segmen pasar lain untuk datang ke Lombok. Jangan terjadi seperti kemarin, promosi dilakukan ke Filipina. Empat tahun saya di Lombok, tidak satu pun wisatawan Filipina menginap disini (Hotel Santika),” jelas Reza.
Bahkan data-data itu dilengkapi tujuan tiap orang ke Lombok seperti motivasinya. Diantaranya, Meeting, Incentive, Convention and Exibition (MICE) ataumotivasi berwisata dan lainnya. “Saat ini, sudah jelas jika teknologi informasi dapat memudahkan pekerjaan statistik,” kata Reza.
Terkait berkurang kunjungan wisman NTB pada tahun 2018. Menurut Reza, sangat mengimbas pada tingkat hunian hotel. “Minggu pertama okupansi di bawah 20 persen, karena sudah dapet libur Natal dan Tahun Baru. Itu hal biasa, minggu kedua mulai okupansi ngangkat,” tandasnya. RUL.