Kabupaten Lombok Timur mengembangkan konsep wisata desa dalam membangun potensi yang dimilikinya. Karena itu, pertumbuhan kelompok sadar wsata (Pokdarwis) menjadi penting agar dasar pemahaman wisata sampai ke tingkat yang paling bawah.
Keberterimaan masyarakat Lombok Timur pada sektor pariwisata kian melekat. Hal itu ditunjukkan dari munculnya Poldarwis di desa-desa yang banyaknya mencapai sekira 80 Pokdarwis. Semula hanya 30 saja. Karena membaiknya pandangan masyarakat terhadap pawriwisata itulah pertumbuhan Pokdarwis kian pesat.
Konsep ini mengajak wisatawan berkunjung langsung ke desa-desa, terlibat dengan aktifitas masyarakat seakan-akan mereka menjadi bagian dari masyarakat itu. Para wisatawan mengikuti irama keseharian baik dalam menjalankan tradisi maupun kebiasaan sehari-hari. Ketika ada nyongkolan, wisatawan pun berhias layaknya masyarakat setempat.
Interaksi ini mampu membangun hubungan emosional antara masyarakat dan wisatawan. Pada gilirannya tercipta hubungan harmonis yang membuat masyarakat menjaga wisatawan yang datang ke desanya. Dari hubungan tersebut muncullah home stay. Sebagai contoh di Desa Tete Batu.
Desa lain seperti Kembang kuning pun tidak lagi menafikan kedatangan wisatawan. Desa yang memiliki panorama alam nan indah itu menyuguhkan keseheraian warga masyarakat. Malah, wisatawan diajak mengerjakan aktifitas pembuatan kopi. Hal itu dilakukan Pokdarwis Lingkoq Cave. Harumnya aroma kopi yang mereka sangria menjadi kenangan tersendiri bagi wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, H.M.Juhad, mengemukakan bahwa model yang dikembangkan Lingkq Cave kini mendunia dan menjadi bahan cerita wisatawan mancanegara. Kondisi iut turut mengatrol citra pariwisata Lombok Timur. “Malahan Pokdarwis Lingkoq Cave berhasil meraih juara III lomba Pokdarwis tingkat nasional,” katanya seraya menambahkan dengan prestasi itu Pokdarwis setempat berhak mengikuti Jambore Pokdarwis Nasional di Yogyakarta. “Ternyata kopi siong kete itu bisa membawa Pokdarwis menjadi yang terbaik di NTB dan ketiga secara nasional.”
Konsep wisata desa diakui Juhad mampu membangun prakarsa-prakarsa dari masyarakat pedesaan. Sekecil apapun potensi di pedesaan kini mulai dimunculkan. Karena ternyata berwisata itu tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam, melainkan juga alur hidup masyarakat yang berbeda dengan asal wisatawan bersangkutan.
Di Sembalun kopi Sajang pun sudah mendunia. Dalam event kopi yang berngsung di Mataram kopi Sajang berhasil meraih juara pertama menyisihkan kopi dari daerah lain.
Karena itu peluang pariwisata Lombok Timur berkembang sangat terbuka. Terlebih wilayah Lombok Timur tergolong sangat luas dengan potensi alam dari pegunungan hingga pantai. Membandingan dengan Lombok Tengah, pantai Lombok Timur lebih panjang. Sehingga kedepan, untuk berkembang sangat terbuka. Dengan produk-produk yang dihasilan, hal ini bisa mendongkrak citra pariwisata Lombok Timur.
Sementara ini Dinas Pariwisata setempat mengelontorkan anggaran hingga Rp 1,9 miliar untuk membangun lapak-lapak, tempat parkir, MCK, dan fasilitas pendukung lain, dengan harapan obyek wisata terjaga kebersihan dan keasriannya. Ian